Luka Modric resmi memulai petualangan baru dalam kariernya dengan bergabung ke AC Milan. Dibawah ini Anda akan melihat informasi mengenai sepak bola menarik yang telah dirangkum oleh FOOTBALL CONSULTANT.
Setelah lebih dari satu dekade menjadi ikon Real Madrid, gelandang asal Kroasia itu kini mengenakan seragam merah-hitam kebanggaan Rossoneri. Banyak yang meragukan kemampuannya di usia 40 tahun, namun Modric membuktikan bahwa kelas sejati tidak pernah pudar.
Dalam waktu singkat, ia sudah menjadi sosok penting di lini tengah Milan. Dengan visi dan ketenangan luar biasa, Modric mampu mengendalikan tempo permainan sekaligus menjadi pemimpin bagi para pemain muda. San Siro seolah menemukan kembali ruh elegan di lini tengah yang sempat hilang.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
Kehadirannya bukan hanya membawa kualitas, tapi juga mental juara. Modric datang dengan tekad memperkuat Milan secara kolektif, menjadikan klub legendaris itu lebih kompetitif di Serie A maupun Eropa.
Ancelotti, Sosok di Balik Keputusan Besar
Modric tak menutupi bahwa keputusan pindah ke Milan bukan terjadi begitu saja. Dalam wawancara dengan TG1, ia mengungkapkan peran besar Carlo Ancelotti, mantan pelatihnya di Real Madrid, sebagai sosok yang memberi dorongan emosional dan keyakinan kuat.
Hubungan keduanya memang sudah lama terjalin dengan baik. Ancelotti mengenal Modric bukan hanya sebagai pemain, tapi juga sebagai pribadi yang penuh dedikasi. Dukungan dan saran sang pelatih menjadi salah satu alasan utama mengapa Modric berani mengambil langkah besar di usia senjanya.
“Bernabeu selalu istimewa bagi saya, tetapi San Siro punya sejarah besar. Ancelotti mengatakan saya akan senang di sini dan dia benar,” kata Modric. Ucapan itu menggambarkan betapa dalamnya pengaruh Ancelotti dalam perjalanan karier sang maestro Kroasia.
Baca Juga: Thom Haye Tampil Gemilang, Persib Bungkam PSBS 3-0
Adaptasi Cepat di Tengah Persaingan Serie A
Setelah beberapa pekan bermain di Serie A, Modric mulai memahami kerasnya kompetisi di Italia. Ia menilai liga ini jauh lebih taktis dan sulit dibanding banyak liga lain di Eropa. Setiap pertandingan, menurutnya, selalu menghadirkan tantangan baru yang menguji fokus dan kecerdasan bermain.
Bagi Modric, tidak ada laga mudah di Serie A. Hampir semua tim memiliki pertahanan kuat dan gaya bermain disiplin. Hal itu memaksanya untuk berpikir lebih cepat dan lebih efisien dalam mengatur tempo permainan Milan.
“Level persaingannya sangat tinggi. Setiap laga berat melawan Juventus, Inter, Napoli, atau Lazio, semuanya menuntut kesempurnaan,” ujar Modric. Tantangan itu justru membuatnya semakin bersemangat untuk terus tampil maksimal.
Milan dan Modric: Sinergi Pengalaman dan Harapan Baru
Kehadiran Modric di Milan bukan hanya soal strategi, tapi juga soal semangat dan inspirasi. Dengan pengalaman panjang di level tertinggi, ia menjadi panutan bagi pemain muda seperti Yacine Adli dan Tijjani Reijnders. Kombinasi energi muda dan kebijaksanaan veteran ini mulai memperlihatkan hasil positif.
Paulo Fonseca, pelatih Milan, memuji pengaruh besar Modric di ruang ganti. Ia menyebut sang gelandang sebagai “contoh profesionalisme dan mental pemenang” yang mengubah cara berpikir tim. Kehadirannya membuat Milan tampil lebih matang dan efisien.
Bagi Modric sendiri, ini bukan akhir dari perjalanan, melainkan babak baru. Ia datang ke Milan bukan sekadar untuk menutup karier, tetapi untuk menulis kisah baru kisah tentang kerja keras, dedikasi, dan cinta sejati terhadap sepak bola. Jangan lupa luangkan waktu Anda untuk mengeksplorasi lebih banyak berita tentang olahraga lainnya hanya dengan klik footballconsultant.net.